TRYOUT RKI - JAYAPURA (MEI 2023)
Teks berikut ini untuk soal nomor 25-27.
Seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, peta digital semakin akrab digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Peta digital dengan mudahnya berada dalam genggaman tangan, baik melalui penggunaan GPS (Global Positioning System) handheld, GPS yang dipasang di mobil, maupun telepon pintar (smartphone), serta komputer tablet. Secara umum, pada saat ini peta digital sebagai alat navigasi telah dimanfaatkan dengan optimal, mulai dari berbagai lokasi, menelusuri lokasi, menghindari kemacetan hingga mempromosikan objek menarik untuk dikunjungi. Kebanyakan peta digital sekarang ini yang semakin populer digunakan adalah untuk kepentingan navigasi (petunjuk arah) sehingga kelengkapan informasinya lebih diutamakan daripada ketelitian posisinya. Kesalahan dengan kisaran 5-10 meter tentu tidak akan berakibat fatal untuk penggunaan umum seperti ini, asalkan informasi yang dilampilkannya lengkap, baik itu jaringan jalannya yang mencakup sampai ke gang-gang sempit maupun fasilitas, seperti ATM dan SPBU. Selain untuk kepentingan awam sehari-hari, peta digital merupakan bentuk informasi geospasial yang sebenarnya sangat diperlukan untuk proses pembangunan. Proses perencanaan yang benar tentunya harus didasarkan pada informasi kewilayahan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Kegiatan seperti penanggulangan obencana dari mulai mitigasi, respon cepat, sampai dengan rehabilitasi/rekonstruksi memerlukan peta yang cukup rinci. Proses pembangunan yang tidak tepat sasaran secara lokasi sering terjadi karena tidak digunakannya atau tidak tersedianya peta yang memadai.
Ketersediaan peta digital saat ini tidak lepas dari perkembangan teknologi geospasial diantaranya teknologi pengindraan jauh, sistem informasi geografis, dan GPS yang dimanfaatkan dalam kegiatan survei dan pemetaan. Teknologi pengindraan jauh dengan menggunakan satelit pengindraan jauh (aktif atau pasif) maupun pemotretan udara memiliki kemampuan merekam atau memotret objek atau fenomena di bumi ini tanpa kontak langsung dengan objek atau fenomena yang diindranya. Hasilnya berupa citra satelit atau foto udara yang menggambarkan objek di bumi. Selain itu, dari data hasil pengindraan tersebut dapat pula diperoleh informasi ketinggian, baik berupa data digital terrain model (DTM), kontur maupun titik tinggi. Kegiatan survei dan pemetaan yang dilakukan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta melahirkan tumpang tindih data dan kebingungan dalam menentukan data yang menjadi acuan bersama. Kebutuhan akan adanya satu referensi tunggal yang andal dan dapat dipertanggungjawabkan semakin terasa ketika peta digital dimanfaatkan sebagai alat bantu perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan pembangunan.
Toleransi akurasi 5 meter dalam penggunaan peta digital untuk navigasi masih dapat diterima oleh pengguna, akan tetapi pergeseran 5 meter dalam sebuah perencanaan pembangunan berdampak fatal, misalnya dalam penentuan pemindahan areal pemukiman pada kawasan 5 meter sempadan sungai, Tumpang tindih izin pemanfaatan ruang semakin terlihat dampaknya dalam pembangunan jika berbagai data yang disusun tiap-tiap pihak tanpa adanya salu acuan sebagai data dasarnya. Untuk itu diperlukan satu referensi geospasial yang dapat dipertanggungjawabkan. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa perencanaan melalui pengesahan Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial yang setelah melewati masa transisi selama 3 tahun, maka undang-undang tentang informasi geospasial ini mulai berlaku secara penuh pada tanggal 21 April 2014 ini.
Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam pengaturan penyelenggaraan Informasi Geospasial (IG) berkewajiban menjalankan amanat undang-undang ini, yaitu menjamin ketersediaan dan akses IG yang dapat dipertanggungjawabkan, mewujudkan kebergunaan dan keberhasilgunaan IG melalui kerja sama, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, mendorong penggunaan IG Dalam pemerintahan, dan kehidupan masyarakat, pembinaan kepada penyelenggara, pelaksana, dan pengguna IG, serta sebagai referensi tunggal di dalam bidang informasi geospasial.
(Sumber : kompas, disesuaikan seperlunya)
Teks berikut ini untuk soal nomor 28-30.
Setelah mengalami defisit pada Januari 2014 lalu, neraca perdagangan pada Februari 2014 diperkirakan berpotensi surplus. Potensi surplus didasarkan pada kemungkinan membaiknya ekspor seiring meredanya dampak larangan ekspor mineral. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menyampaikan, kondisi neraca perdagangan Februari 2014 tidak akan seburuk pada Januari 2014, saat defisit tercatat sebesar USD430,6 juta. Karena itu, kemungkinan neraca perdagangan surplus pun ada. Pernyataan Sasmito tersebut sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan neraca perdagangan Februari 2014 surplus sekitar USD700 juta. Kendati demikian, Sasmito mengatakan bahwa BPS belum bisa memberikan besaran surplus pada Februari 2014.
Sebagai informasi, pemerintah melarang sepenuhnya ekspor mineral mentah per 12 Januari 2014. Larangan tersebut membuat nilai ekspor hanya tercatat USD14,48 miliar. Angka tersebut turun 5,79% dibandingkan Januari 2013. Pelemahan ekspor utamanya didorong oleh penurunan ekspor mineral mentah. Pada Januari 2014 ekspor mineral mentah yang masuk dalam kelompok bijih, kerak, dan abu logam hanya menembus USD291,8 juta, turun 70,12% dibandingkan Desember 2013 (USD977 juta). Dibandingkan Januari 2013, ekspor mineral mentah turun 34,8%. Sebelumnya Bl menilai neraca perdagangan yang pada Januari 2014 mencatat defisit memang lebih dipengaruhi pola musiman yang menurunkan ekspor komoditas nonmigas utama dan dampak penerapan UU Minerba.
Sementara itu, ekspor manufaktur seperti mesin dan mekanik, produk kimia, dan produk dari logam pada Januari 2014 tumbuh cukup tinggi. Ke depan Bl memperkirakan neraca perdagangan akan kembali mencatat surplus, bersumber dari membaiknya ekspor yang didorong oleh naiknya permintaan dari negara mitra dagang, serta terkendalinya impor sejalan dengan moderasi permintaan domestik. Sasmito meyakini bahwa nilai ekspor maupun impor Februari 2014 akan mengalami penurunan dibandingkan dengan Januari 2014 karena jumlah hari yang terdapat pada bulan Februari lebih sedikit dibandingkan bulan Januari. Selain itu, penurunan ekonomi China juga berpengaruh terhadap permintaan ekspor. Namun, nilai tukar rupiah yang terus melemah bisa mendukung nilai ekspor Indonesia. Sebaliknya, nilai impor bisa tertekan karena importir harus mengeluarkan biaya lebih besar. Diharapkan Bl dapat mengendalikannya dengan nilai valas. Bl menyatakan bahwa secara rata-rata, nilai tukar rupiah pada Februari 2014 adalah sebesar Rp11.919 per dolar AS, menguat 2,02% dibandingkan dengan rata-rata rupiah pada Januari 2014 sebesar Rp12.160 per dolar AS. Terlepas dari itu, BI menjanjikan tetap konsisten menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya dan didukung berbagai upaya untuk meningkatkan pendalaman pasar valas.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono mengatakan, bahwa ekspor otomotif kemungkinan menguat menyusul keputusan pabrikan mobil menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor. Sebagai informasi, sejumlah pabrikan mobil mulai meningkatkan ekspornya. Toyota Vios, misalnya, sudah mulai mengekspor produknya ke Timur Tengah yang meliputi Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, Lebanon, dan Yaman. Adi menambahkan bahwa Indonesia adalah bagian dari negara yang memang merupakan basis ekspor sehingga potens! Ekspornya dapat lebih besar. Indonesia juga memiliki sejumlah keunggulan sebagai basis ekspor dan tidak kalah dibandingkan negara lain yang menjadi basis ekspor, seperti Thailand. Namun, Indonesia harus mampu memperbaiki sejumlah persoalan, seperti iklim investasi dan birokrasi karena jika dibandingkan dengan Thailand, kita juga mempunyai sumber daya manusia yang terampil.
(Sumber:Koran-Sindo.com, disesuaikan seperlunya)













